Rindu ini mengiris hatiku dan hariku
Ketika rindu yang tampak adalah senyummu
Hatiku tak mampu menghapus senyuman itu
Hariku tak mampu beranjak tanpa senyuman itu
Ketika sesungging senyummu meruntuhkan hatiku
Membawa segenggam harapan yang membuatku luluh dengan senyum itu
Rindu ini membuat sepi tak mau beranjak
Bertemankan sepotong jingga yang tersisa di pelupuk
Beralaskan hati yang nyaris remuk
Aku tetap mencinta, meski tanpa peluk
Aku tetap setia, meski tanpa senyummu yang khusyuk
Rinduku ini bertemu dengan sunyinya
Bagai meraut...
Minggu, 23 Februari 2014
Sabtu, 15 Februari 2014
Sajak Hari Ini
Posted on 10.26 by Wildan Rizky
Aku duduk termenung memandangi langit Jumat sore yang kian membiru pudar di depan mata
Sembari seolah menerawang langit timbul satu tanya,
Mengapa ketika senja langit berwarna jingga?
Mengapa ketika senja berwarna jingga, danau dan laut harus memantulkan hal yang sama?
Mengapa di saat danau dan laut memantulkan jingga senja, yang selalu muncul adalah bayangmu?
Ah, kubiarkan waktu menjawabnya.
Sabtu,
Minggu,
Senin,
Selasa,
Rabu,
Mentari Kamis pagi memburat indah membebaskanku dari penjara alam mimpi yang kian hari kian mengutukku untuk tetap...
Demi Cinta Ibu Pertiwi
Posted on 06.00 by Wildan Rizky
Jatuh, terluka, terhempas
Jatuh karena cinta, bangkit demi cinta
Tiada sangka di balik meronanya senja ada setitik hujan yang merusak bahagia
Termenung aku di balik jaket tebal bertuliskan cinta
Di Bumi Pertiwi tercinta
Yang kujanji bersama
Terluka karenaku, terobati karenamu
Bumi Pertiwi saksi bisu cintaku
Cinta putih, suci, yang kujaga untukmu
Hingga esok tiada pun tetap abadi atas nama cintaku padamu
Terhempas
Terbuang
Terusir
Terasing
Terhempas demi menjaga cintaku untukmu
Bangkit demi menjagamu untuk tetap bersamaku
Berikan waktu wahai...
Rabu, 05 Februari 2014
Sederhana.
Posted on 04.18 by Wildan Rizky
Katamu, nyanyian alam terindah adalah debur ombak yang memecah heningnya malam.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, sesederhana ombak memecah karang.
Katamu, lukisan alam terindah adalah semburat senja yang menggantung di kaki langit.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, sesederhana jingga sore yang menggantung itu.
Katamu, tarian alam terindah adalah hujan yang turun dengan gemulai di sore hari.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, sesederhana rinai hujan membasahi tanah tandus.
Aku ingin menjadi refleksi bayang sempurnamu
Aku ingin...
Langganan:
Postingan (Atom)